Identitas Murid Yesus

Matius 5:13-16
Yesus mengingatkan identitas para murid bahwa mereka adalah garam dan terang dunia, mereka bertugas memberikan rasa dan selera di tengah kehidupan bermasyarakat dewasa ini serta memancarkan terang di kegelapan hidup.

Yesus mengajar para murid untuk menjadi garam dan terang dunia, Yesus mengingatkan mereka akan identitas-Nya, yaitu Yesus adalah Garam dan Terang dunia sejati.

Fungsi garam: Mengawetkan hingga tidak hancur oleh lingkungan sekitar, memberi rasa menjadikan selera, perlengkapan kurban perjanjian dan pengingat perjanjian dengan Allah (Imamat 2:13)

Menjadi garam : Berani mempertahankan nilai kerajaan Allah dari berbagai godaan dunia, memberikan selera pada sesama dengan mewartakan Injil dalam Rahmat dan kasih-Nya. Menjadikan hidup ini kurban yang pantas kepada Allah dengan mewujudkan perjanjian kudus (Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, Imamat 26:12)

Dalam Perjanjian Lama, garam sudah dipakai sebagai pelengkap kurban sajian dan pengingat perjanjian dengan Allah. Sebagai garam hidup, kita adalah persembahan yang berkenan kepada Allah. Kita akan disandingkan bersamaan dengan kurban Roti Kehidupan yaitu dengan Yesus sendiri yang merupakan persembahan roti sajian dalam Perjanjian Baru, maka bilamana kita merupakan kurban persembahan yang cacat, kita akan dibuang dan diinjak-injak orang. “Kuduskanlah hidupmu karena Aku Kudus”.

Sebagai terang dunia kita ditantang bukan hadir untuk memamerkan diri tetapi dengan memberikan rasa dan selera pada dunia, mau memberikan rasa dan selera dalam mewartakan injil dengan Rahmat dan kasih-Nya, menjadi teladan dan panutan, inilah rasa dan selera di mana kita mau berkurban dan menjadi kurban bagi sesama.

Hidup kita diharapkan sepadan dengan kualitas kurban roti sajian yaitu Yesus yang wafat di kayu salib, demikian juga terang untuk diri sendiri dan sesama sehingga kita mewujudkan identitas sebagai murid Yesus.

Ada banyak tipe pengikut Kristus, ada yang biasa saja alias tawar, ada yang numpang popular alias memamerkan diri, ada yang tanpa usaha alias tidak berselera, ada juga yang tanpa keutamaan, sudah menjadi garam tapi cacat.

Pilihan selalu ada dalam diri kita. Hari ini Yesus mengingatkan kita supaya kita sungguh menjadi garam hidup yang dipersembahkan bersama dengan Dia yang telah memberikan Teladan dan Panutan. (ATLT)