Keajaiban Untuk Semua Orang

Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: ”Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.” Yesus berkata kepadanya: “Aku akan datang menyembuhkannya” Matius 8:5-7

Kali ini kita akan belajar dari kisah Yesus yang menyembuhkan hamba seorang Perwira Romawi di mana Orang Romawi sendiri adalah penjajah dan musuh yang sangat dibenci oleh orang Yahudi pada masa itu. Melalui kisah mukjizat yang kontroversial ini, Yesus ingin mengajarkan pada kita untuk: 

  • Love your enemy
    Mukjizat Tuhan bisa terjadi dalam hidup siapa saja, termasuk mereka yang kita anggap sebagai musuh. Ketika Yesus melihat Perwira Romawi ini datang, Dia tidak mengusirnya. melainkan Yesus memberikan teladan, dengan melakukan apa yang Dia ajarkan pada para pengikutNya. Ketika dunia mengajarkan untuk mengasihi teman dan membenci musuh, Yesus mengajar kita untuk mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita.
  • Overcome your pride
    Ketika kita tidak dapat mengampuni orang lain, tanpa disadari kita telah menganggap diri lebih baik dari orang tersebut. Tuhan Yesus memberikan teladan kerendahan hati dengan mau datang ke rumah hamba Perwira Romawi tersebut. Padahal dalam hukum orang Yahudi itu tidak diperkenankan untuk masuk ke rumah orang kafir.
  • Value GOD’s power above our limited logic
    Sekalipun Perwira Romawi ini memiliki status sosial yang cukup tinggi, namun dia menunjukkan kerendahan hatinya dengan datang menghampiri Yesus. Bahkan ketika Yesus berkata akan datang ke rumah hambanya, dia menganggap dirinya tidak layak menerima Yesus. Dia hanya meminta Yesus untuk memberikan perintah, agar kesembuhan itu dapat terjadi 
  • Empty yourself and be selfless
    Perwira Romawi ini meminta kesembuhan bukan untuk kepentingannya sendiri, melainkan untuk hambanya. Perwira ini memiliki hati yang penuh kasih terhadap hambanya. Kita dapat belajar dari si Perwira, untuk berdoa bukan hanya bagi kepentingan diri sendiri, namun juga untuk kepentingan orang lain.

Setiap kita dipanggil bukan hanya untuk menjadi pendengar namun juga pelaku Firman. Maka dari itu, kita harus senantiasa berada dalam kasihNya dan menjalin relasi yang intim denganNya. Sebab hanya kasih Tuhan yang memiliki kuasa untuk mengerjakan mukjizat dalam hidup kita. (HA)