Menjalankan tugas di dunia, hidup di tengah keluarga adalah panggilan kaum awam untuk terlibat dalam kehidupan bermasyarakat.
“Berdasarkan panggilan mereka yang khas kaum awam wajib mencari Kerajaan Allah dalam mengurusi hal-hal yang fana & mengaturnya seturut kehendak Allah”, mereka yang hidup dalam dunia artinya menjalankan segala macam tugas & pekerjaan duniawi hidup berkeluarga dan sosial, di situlah mereka dipanggil Allah untuk menunaikan tugas mereka dengan dijiwai akan semangat injil dan dengan demikian ibarat ragi membawa sumbangan mereka demi pengudusan dunia.
“TETAPLAH KUAT HIDUP SESUAI HATI NURANI DAN AJARAN GEREJA” dengan berbagai resiko. Belajar menuruti hati nurani, yang artinya berani berkata tidak pada apa yang tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Yesus meneguhkan para murid agar tidak kecewa dan menyadari hakikat panggilannya yaitu mewartakan kebenaran dan kebaikan yang mungkin membawa resiko seperti yang Yesus alami, tidak populer, menjadi bulan-bulanan massa, berbuat baik dan benar malah bisa diputar balikkan sebagai penjahat dan penjilat, malah perbuatan jahat sebagai bakti kepada Allah.
“Kamu akan dikucilkan bahkan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah”, mereka berbuat demikian karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku, tetapi jangan takut karena Roh Kudus lebih berkuasa dari kekuatan jahat apapun, hingga orang yang setia berbuat kebaikan dan kebenaran akan menyaksikan dan mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan sebagaimana sengsara dan wafat Yesus berujung pada kebangkitan. “HAPPY ENDING”
Apakah kita akan setia dan bertahan sebagai murid Yesus, jawabannya TERGANTUNG SEJAUH MANA RELASI KITA DENGAN TUHAN, TERGANTUNG KECINTAAN KITA PADA TUHAN.
KESETIAAN MELAHIRKAN KETAATAN YANG NAMPAK PADA IMAN, KOMITMEN DAN KERELAAN UNTUK BERKURBAN DIRI….. (ATLT)