“Lalu Yesus memandang murid-muridnya dan berkata: Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerjaan Allah“ – Lukas 6:20
Saya sering bertanya kepada teman-teman: “ Apa yang membuat kamu bahagia? “, banyak teman-teman menjawab antara lain : saya bahagia jikalau: saya kaya di usia muda seperti Raffi Ahmad, saya terkenal seperti Jung-Kook BTS, saya menginspirasi seperti Jerome Pollin, saya cantik seperti Anya Geraldine, saya ganteng seperti Song Joong Ki, dan lain sebagainya.
Kebanyakan orang berpikir saya akan bahagia jika saya cantik, ganteng, kaya, terkenal, menginspirasi, dan lain sebagainya, akan tetapi pada faktanya gak selamanya menjadi seperti orang-orang terkenal membuat kita menjadi bahagia, contoh beberapa tahun ini banyak kasus bunuh diri yang dialami oleh orang-orang yang terkenal seperti : pada tahun 2019 artis Korea bernama Sulli (mantan member Fx) dan Goo Hara (member KARA) bunuh diri penyebabnya karena depresi, pada tahun 2014 aktor komedi Robin Williams meninggal karena depresi atas sakit Parkinson yang dialaminya, pada tahun 1994 Vokalis Nirvana ditemukan meninggal dengan menembak kepalanya, dan lain sebagainya.
Jika menjadi cantik, ganteng, terkenal, kaya atau berkuasa tidak membuat saya bahagia, Lalu apa yang membuat kita bahagia ? Melalui 8 sabda bahagia yang diungkapkan Yesus maka bahagia itu :
- Bahagia itu tidak ada ukurannya;
Ketika banyak orang berpikir saya bahagia kalau menjadi kaya, akan tetapi Yesus mengatakan : “ berbahagialah hai kamu yang miskin “, apa yang dikatakan yesus ini mau memberikan pengertian mendalam tentang arti kehagiaan yaitu : kita gak akan pernah menemukan kebahagiaan yang sejati jika kita mengukur kebahagiaan dengan “sesuatu” oleh karena kebahagiaan yang sejati itu gak ada ukurannya, karena bahagia itu pilihan dan keputusan; - Bahagia itu pilihan dan keputusan;
“Kita gak akan pernah merasa bahagia jikalau kita tidak pernah merasakan apa itu kebahagiaan “ artinya kita sering sulit menemukan kebahagiaan karena kita gak mengerti apa itu kebahagiaan yang sejati ? dan kita cenderung mengukur dengan membandingkan kebahagiaan kita dengan orang lain, padahal setiap saat kita bisa mengalami kebahagiaan jikalau kita memilih dan memutuskan untuk berbahagia dalam situasi dan kondisi apapun yang dialami; - Temukan Kebahagiaan itu ada didalam diri kita bukan diluar diri kita.
Menurut saya: “Kita sulit bahagia, karena kita selalu memfokuskan diri kepada hal-hal yang tidak dimilikinya dibandingkan dengan hal-hal yang dimilikinya“, padahal Tuhan memberikan kebahagiaan sejati itu di dalam diri kita dan tugas kita menemukan kebahagiaan sejati tersebut, kemudian kita tinggal memilih dan memutuskan untuk bahagia.
“Mengejar kebahagiaan adalah ungkapan yang paling konyol, jika kamu mengejar kebahagiaan, kamu tidak akan pernah menemukannya. Yang kamu perlukan adalah menemukan, memilih dan memutuskan untuk menjadi bahagia“ – Anonim (DW)