Shalom rekan2 yang terkasih dalam Kristus.
Dalam Zakheus (1), kita sudah membahas tentang Yesus yang ‘berjalan terus’ (Luk 19:1) dan di Zakheus (2) kita sudah merenungkan Zakheus yang berusaha melihat Yesus (Luk 19:3-4).
Hari ini saya ingin mengajak rekan2 membaca dan merenungkan cerita selanjutnya yang terdapat di Luk 19:5: Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia MELIHAT KE ATAS dan berkata: ‘Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu’.
Saya mengajak rekan2 secara khusus merenungkan kata ‘melihat ke atas’. Yesus melihat ke atas. Mengapa? Karena Zakheus ada di atas pohon, posisi lebih tinggi dari Yesus. Dengan sendirinya Yesus harus menengadah/ mendongak. Namun kata ‘melihat ke atas’ ini secara spiritual bisa mengandung arti yang lebih mendalam.
Kita tahu kalau Zakheus ini berbadan pendek. Dengan sendirinya, dalam kehidupan sehari-hari, ketika orang-orang melihatnya, orang-orang ‘melihat ke bawah’. Posisinya ada di bawah.
Kita juga tahu apa pekerjaan Zakheus. Kepala pemungut cukai. Bekerja untuk penjajah. Memeras rakyat sendiri. Korupsi. Kaya raya tapi dicap sebagai pendosa berat. Tidak ada yang mau dekat-dekat dengannya. Semua orang memandang rendah dia.
Maka secara harafiah orang memandangnya rendah karena dia pendek; dan secara kiasan orang memandangnya rendah karena pekerjaannya. Tidak demikian dengan Yesus. Yesus justru ‘melihat ke atas’. Yesus tidak memandang rendah martabatnya walau dia seorang kepala pemungut cukai. Yesus menghormatinya sebagai ciptaan Allah.
Bagaimana dengan kita ketika berhadapan dengan orang yang kita anggap berdosa? Apakah kita memandang rendah mereka dan menjauhi mereka? Apakah kita menganggap kita lebih suci dari mereka?
Mari kita belajar dari Yesus untuk ‘melihat ke atas’. Menghormati setiap manusia sebagai ciptaan Allah yang diciptakan segambar dengan Allah. (GT)