Setiap orang selalu mempunyai rencana di dalam kehidupannya. Dari seorang anak sampai orang tua sekalipun pasti pernah memiliki atau membuat rencana-rencana dalam hidupnya. Misalkan seorang pelajar mengetahui bahwa besok akan ada ujian, maka ia akan mulai merencanakan kapan dia harus mempersiapkan bahan, kapan harus mulai belajar. Dalam kehidupan keluarga, seorang ibu rumah tangga akan merencanakan besok akan masak apa, besok perlu bangun jam berapa supaya bisa menyiapkan segala keperluan untuk suaminya sebelum berangkat kerja, untuk anak-anaknya sebelum berangkat sekolah, dll. Dalam kehidupan pekerjaan pun kita pasti akan membuat satu perencanaan dalam pekerjaan kita.
Boleh dikatakan kita pasti akan selalu membuat suatu perencanaan di dalam hidup kita. Biarpun perencanaan itu tidak selalu kita tuangkan dalam bentuk tertulis. Tetapi itu semua akan mulai direncanakan dalam pikiran kita. Kita akan mulai merancangkan apa yang menurut kita baik atau tepat agar dapat mencapai tujuan kita tersebut.
Tetapi apakah kita pernah menyerahkan segala rencana atau rancangan kita itu ke hadapan Tuhan? Apakah kita pernah bertanya kepada Tuhan apa yang Dia kehendaki kita lakukan?
Yes 55:8 – “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan.”
Sebab dapat kita lihat pada ayat diatas bahwa terkadang apa yang sudah kita rencanakan dengan baik, bisa jadi berubah total karena Tuhan menghendaki lain. Karena Tuhan jauh lebih mengetahui apa yang kita butuhkan dan apa yang terbaik bagi kita. Tapi bukan berarti kita tidak perlu merencanakan segala sesuatunya. Tetap perlu, karena dengan adanya perencanaan pun, segala sesuatu lebih bisa tertata dengan lebih baik. Tapi janganlah lupa untuk mengikutsertakan Tuhan di dalam membuat dan menjalankan rencana kita tersebut.
Seringkali kita merasa pintar, merasa lebih mengerti dengan logika-logika , pengetahuan-pengetahuan yang kita peroleh tanpa mengindahkan atau bahkan melawan apa yang dikehendaki Tuhan untuk kita lakukan.
Kita harus memiliki ketaatan untuk melakukan kehendakNya dan memiliki suatu iman apabila kita melakukan apa yang Dia kehendaki sekalipun itu bertolak belakang atau berbeda dengan apa yang sudah kita pikirkan/rancangkan, akan mendatangkan kebaikan dan keberhasilan. Ketika kita mau taat melaksanakan apa yang dikehendakiNya, maka kita akan menuai hasil yang baik. Dan kita pun akan merasakan rasa sukacita dan dipenuhi rasa syukur.
Atas dasar kasih yang sudah kita terima dariNya, kita pun diharapkan dapat membagikan sukacita tersebut dengan orang lain dan menjadi berguna bagi orang lain.
Tuhan memberkati. (LO)