Masa pandemi ini telah membuat banyak orang mengalami berbagai krisis: kesehatan, ekonomi, sosial dan bahkan termasuk krisis iman! Banyak orang mengeluh dengan bertanya mengapa Tuhan tidak menolong kita pada saat-saat kita mengalami kesulitan hidup seperti ini? Tetapi benarkah Tuhan tidak menolong, tidak menyertai hidup kita?
Pengalaman perziarahan bangsa Israel menuju tanah terjanji, terutama ketika di padang gurun banyak mengungkapkan ketidaksetiaan bangsa Israel pada Allah. Akan tetapi di sisi Allah, perjalanan bangsa Israel di padang gurun menjadi untaian peristiwa kesetiaan dan kebaikan Allah. Allah telah hadir menyertai umat Israel dengan aneka tanda, seperti melalui awan, api atau guruh (bdk. Kel.19) dan aneka mujizat.
Perziarahan hidup kita inipun, seperti bangsa Israel, kita juga sering mengeluh, kurang ini-kurang itu! Tetapi benarkah kita kekurangan? Nyatanya kita tetap bertahan! Berapa saja kesulitan dan kesusahan sudah kita alami, nyatanya kita tetap tidak kekurangan. Kita mungkin mengalami banyak kekurangan dalam mencukupi hidup berkeluarga, tetapi nyatanya keluarga kita tetap jalan. Justru saat pada saat sulit seperti ini, Allah menggerakkan hati banyak orang untuk membantu sesamanya yang sedang menderita! Allah memberi makanan, obat-obatan, tumpangan, melalui kepedulian banyak orang! Inilah salah satu aspek dari perwujudan bahwa Tuhan menyertai jalan perziarahan kita!
Pemazmur mengungkapkan kekagumannya atas kebaikan Tuhan: Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa (Mzm 23).
Kita semakin yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak meninggalkan kita sendirian. Justru dalam saat-saat yang sulit, pada saat kita jatuh, Tuhan menggendong kita, melalui kebaikan hati banyak orang. Masa pandemi ini bukan peristiwa Tuhan meninggalkan kita, tetapi malah saat Tuhan menyatakan kebaikanNya. Mari kita tetap kuat di dalam iman kita, sekaligus juga berani mendobrak kemapanan-kemapanan kita agar kita memiliki semangat yang baru dalam iman akan Kristus Juru Selamat kita. (LS)