Sikap Hati di Tahun Baru

Bagaimana sikap hati kita memasuki tahun baru 2022? 

Sebelum menatap ke tahun 2022, ada baiknya kita melirik ke tahun 2020 dan 2021. Kalau kita ditanya, apa yang paling berkesan di tahun 2020 dan 2021, saya yakin jawaban sebagian besar orang adalah: Virus Corona, Pandemi, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, tinggal di rumah dan kesulitan ekonomi. 

Lalu bagaimana sikap hati kita memasuki tahun 2022? 

Apa pegangan kita? Apa yang kita minta dari Tuhan?

Saya mengajak teman-teman untuk belajar dari Raja Salomo. Ketika ia diangkat menjadi Raja Israel, usianya masih muda. Nama besar dan prestasi ayahnya – Raja Daud, menjadi beban tersendiri baginya. Masa depannya tidak pasti. 

Maka ia memohon kepada Tuhan agar membantunya. 

Apa yang diminta oleh Salomo? Mari kita baca dari 1 Raj 3 ayat 9: “berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?”

Jawaban Tuhan ada di 1 Raj 3: 11-13
Berfirmanlah Allah kepadanya: “Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorang pun seperti engkau di antara raja-raja

Salomo memohon hikmat untuk memasuki tahun-tahun yang serba tidak pasti. Apa yang kita mohon dari Tuhan untuk memasuki tahun 2022? Bagaimana kalau kita belajar dari Raja Salomo, agar kita juga memohon hikmat dari Tuhan? 

Jika hikmat Tuhan beserta kita, maka apapun yang terjadi di tahun 2022, kita menyongsongnya dengan optimisme. Apa yang kita takutkan kalau hikmat Tuhan beserta kita?

Amin. (GT)