Jika kita mengetahui kisah Yesus, kita tahu bahwa “Menurutmu, siapakah Aku ini?” adalah pertanyaan hidup atau mati. Nasib saya bergantung pada jawaban saya.
Apa yang kita lakukan dengan pertanyaan ini? Apakah kita mengatakan Ya kepada Kristus dan tunduk pada otoritas-Nya sebagai Anak Allah, seperti yang dilakukan Petrus? Anda adalah Kristus!
(Matius 8:29 Ia bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Petrus: “Engkau adalah Mesias”).
Jawaban Petrus menyatakan siapa Yesus, tetapi apa artinya? Kita dapat melihat bahwa itu adalah jawaban yang menentukan, tetapi juga jawaban yang berbahaya, karena Yesus memperingatkan mereka untuk tidak memberi tahu siapa pun tentang Dia.
(Matius 8:30 Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia.)
Belum. Mereka harus menunggu sampai waktunya tiba, sampai Bapanya, Bapa kita, membuktikan misi dan pribadinya, membangkitkan dia dari kematian. Jawaban Petrus mengatakan bahwa Yesus adalah Allah, jauh selain kita, dan manusia seperti kita.
Penafsiran ini hampir tidak membuat pertanyaan tentang siapa Yesus lebih mudah dipahami, jadi kita mungkin bertanya-tanya apa artinya. Secara tradisional pertanyaan Yesus dan jawaban Petrus tidak hanya dianggap sebagai masalah sejarah saat itu; mereka tentang saya sekarang. Jika seseorang seperti saya dalam segala hal tetapi karena kefasikan saya juga bisa menjadi Tuhan, apa yang dikatakan tentang saya? Apa mungkin saya? Dan saya dipanggil untuk menjadi apa?
Nabi Simeon benar ketika dia menggendong bayi Yesus dan berkata, “Anak ini ditakdirkan untuk menyebabkan jatuh dan bangkitnya banyak orang di Israel…”
(Lukas 2:34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan).
Yesus akan mengacaukan tatanan moral di Israel dan kemudian dunia. Tidak ada lagi status duniawi dan kualifikasi lahiriah yang menandakan kebenaran dan kemurnian di hadapan Allah, karena Yesus dan siapa Dia. Dan siapa dia? Anda hanya perlu membuka pintu hati Anda dan mencari tahu, karena dia berkata: “Ini aku! Saya berdiri di depan pintu dan mengetuk. Jika ada yang mendengar suaraku dan membukakan pintu, aku akan masuk dan makan bersama mereka, dan mereka bersamaku.”
(Wahyu 3:20)
Datanglah Tuhan Yesus! (DA)