Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. (TB Yoh 19:30)
Kata-kata ini sangat melegakan bagi Yesus dan mudah-mudahan bagi kita semua. “Sudah selesai” di sana berarti penderitaan Yesus telah berakhir. “Kehausan”-Nya dipadamkan oleh anggur asam, simbol manusia yang jatuh, telah memasuki tubuh-Nya. Ia telah masuk ke dalam semua penderitaan, baik secara batiniah maupun lahiriah, dan sekarang Ia siap untuk masuk ke dalam kematian itu sendiri. Dia mengucapkan kata-kata terakhir-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa.
Perikop ini juga menyatakan bahwa Yesus “menyerahkan nyawa-Nya.” Hidup-Nya tidak diambil dari-Nya. Kematian-Nya adalah pilihan bebas di mana Dia menyerahkan diri-Nya kepada kematian. Dia memilih untuk masuk ke dalam akibat terakhir dari dosa, yaitu kematian itu sendiri. Untuk apa??? Untuk menebus kematian dan menjadikannya pintu menuju kehidupan kekal. Tuhan ingin datang dekat dengan kita dengan menjadi manusia. Dia datang begitu dekat dengan kita sehingga Dia membiarkan manusia melakukan kekerasan kepada-Nya.
Kata-kata Yesus ini harus memiliki makna yang besar dalam hidup kita sendiri. Kita bisa membayangkan diri kita berdiri di dekat salib bersama Bunda Maria dan mendengar Yesus mengucapkan kata-kata ini kepada kita, secara pribadi. Kita harus mengijinkan Tuhan kita untuk melihat ke dalam jiwa kita dan berkata kepada kita, “Sudah selesai.” Yesus mengucapkan kata-kata ini kepada kita masing-masing. Dia berkata, “Keselamatanmu tercapai. Kematian-Ku telah menghancurkan kematian abadimu sendiri.” Saat kita merenungkan dan mendengar kata-kata terakhir ini, kita harus berusaha untuk mengijinkan-Nya mengubah hidup kita.
Dengan ayat ini, saya diingatkan bahwa kematian bukanlah akhir dari segala-galanya, karena sesudah kematian, ternyata masih ada kehidupan yang menantikan kita, yaitu kehidupan kekal. Tentu saja kehidupan yang saya tuju nantinya atau mestinya sama dengan tujuan kita semua, yaitu kehidupan bersama Bapa di Surga, di mana kita bisa bertemu dengan Tuhan Yesus. Yesus telah menjanjikan kebangkitan bagi kita semua yang percaya dan taat kepada-Nya. Bagaimana caranya? Dengan melakukan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dan yang terutama adalah dengan berbuat kasih. Berat??? Ya berat, saya pun (dan mungkin juga Anda) masih berjuang untuk itu. Karena itu, gunakanlah waktu yang disediakan Tuhan dengan sebaik-baiknya selama kita masih di dunia ini.
Tuhan, aku ingin selalu mendengarkan Engkau dengan penuh perhatian. Berbicaralah padaku ke dalam hatiku dan aku ingin selalu terbuka pada hadiah kehidupan baru karena pengorbanan-Mu. Bunda Maria, doakanlah aku. (RFMS)