Musuh

Setiap kita pasti pernah punya musuh, baik dari kesalahan kita maupun kesalahan pihak sebaliknya. Dalam Matius Injil hari ini, Yesus mengajarkan kita bagaimana bersikap terhadap musuh yang sangat bertentangan dengan kebiasaan dan kodrat kita sebagai manusia. Yesus mengajarkan cara ilahi dalam menghadapi musuh yang bersalah terhadap kita yaitu tetap mengasihi.

Joni pernah dipermainkan oleh Andri ketika masih di bangku SD. Tas Joni pernah diambil dan disembunyikan oleh Andri sehingga Joni kehilangan kesempatan mencatat beberapa mata pelajaran. Joni sangat marah ketika megetahui perbuatan Andri dan memusuhinya. Suatu hari, di sekolah diadakan pengakuan dosa dan Joni mengakui perasaan bencinya pada Pastor. Ia dinasehati oleh Pastor untuk mengampuni Andri dan melupakan kjejadiaan tersebut. Awalnya tidak mudah bagi Joni tetapi dengan usaha keras dan doa dari Pastor, perlahan Joni bisa melupakan kesalahan si Andri. Bahkan di luar dugaan, saat Andri kesulitan dalam pelajaran matematika, Joni bersedia membantunya sehingga mereka menjadi sahabat karib.

Begitulah seharusnya sikap kita pada musuh menurut kehendak Allah Bapa. Dunia dan segala isinya diciptakan bukan untuk orang yang saleh saja tetapi juga untuk mereka yang  bermasalah dan berdosa. Matahari dan hujan tetap diperuntukkan bagi kita semua, yang berdosa maupun yang baik. Kalau Allah Bapa memperlakukan kita semua demikian, seharusnyalah kita berlaku demikan juga dengan sesama kita. Apabila kita memperlakukan orang dengan baik karena mereka berlaku demikian juga untuk kita, tentu itu adalah hal biasa. Yesus mengajarkan kita untuk menjadi sempurna dengan mengasihi orang yang menyebalkan bagi kita sehingga kita sedikit demi sedikit bisa menjadi serupa dengan BapaNya yang sempurna. Maukah kita mengikuti perintah Yesus ini? (CD)