Desember Ceria & Sang Terang

Dari bulan Januari hingga Desember dalam kalender, jujur saya paling senang bulan Desember; bulan yang penuh ceria, sukacita dan penuh harapan, holiday mood, suasana musim hujan & damai banget kalau menghabiskan waktu di rumah dengan santai & joyful banget rasanya, sibuk dengan aktivitas kegiatan di gereja, buat kue dan masakan yg beda dari hari biasanya,  nonton film bernuansa natal, dengar musik & setelah 6 hari kemudian menutup tahun dan buka tahun baru dengan sederet resolusi yang mau dicapai di tahun mendatang. 

Di luar itu… merefleksi diri menjelang kelahiran Yesus Kristus dalam hidupku menjelang masa Natal.

Kedatangan Yesus yang membawa kabar gembira adalah terang bagi kita semua. 

Yoh 8: 12 – Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.

Dalam refren Mazmur, Tuhanlah Cahaya dan Penyelamatku, kita semua mengakui dan mengagungkan Tuhan sebagi terang dan keselamatan kita. Namun, apakah kita juga sungguh telah mengalami Terang ini dalam hidup kita? Apakah yang kita lakukan tatkala hidup kita berada dalam kegelapan, kegalauan, kecemasan? Apakah di saat-saat seperti itu kita dengan penuh iman dan harapan datang pada Sang Terang atau kita mencari pelarian dari permasalahan dengan mendekati hiburan-hiburan tak sehat & duniawi yang membawa kesenangan sesaat. Apakah kita lari menghindar karena Terang itu menyilaukan dan menyakitkan? Ketidakberanian melihat dan menerima diri membuat kita merasa lebih nyaman dan aman bersembunyi dalam gelap dan menolak terang. 

Menerima Terang di dalam diri kita menuntut sikap keterbukaan terhadap sapaanNya, lewat firman, teguran, peristiwa hidup setiap hari. Tuhan senantiasa berbicara kepada kita, namun apakah kita menyediakan hati untuk mendengarkan?

Bila kita menerima Terang dalam hati kita, maka kita juga dapat membawa terang kepada orang lain. Banyak orang yang masih hidup dalam kegelapan, tidak mengenal Sang Terang. Tugas kitalah sebagai murid Kristus untuk memperkenalkan Terang itu dan menjadi lilin-lilin kecil di lingkungan hidup kita. Kita dapat menjadi pembawa terang lewat perbuatan penuh kasih, tindakan yang murah hati, sikap adil, penerimaan terhadap orang lain, senyuman yang tulus, dan berbagai sikap hidup Kristiani yang penuh kasih,  positif & membangun.

Semoga damai & Terang Kristus senantiasa beserta kita. Amin. (BA)