Hidup adalah Cerita

Yesus berkomunikasi dengan Bapa-Nya dengan cara Ia menceritakan tentang dunia dan murid-murid-Nya. Dalam cerita-Nya Yesus membuat kisah Kasih, melalui karya keselamatan sesuai dengan kehendak Bapa.

Yesus juga menceritakan cerita Kasih ini dalan doa-Nya, dengan mengkomunikasikan siapa Bapa dan siapa diri-Nya, Yesus Putra Allah yang sebenarnya dan bagaimana Putra dan Bapa mengasihi manusia. 

Doanya menjadi sebuah cerita dari hati ke hati, cerita tulus, ini komunikasi dan relasi yang dekat dan akrab, sehingga tidak terjadi salah paham tak terjadi salah pengetian karena komunikasi terus menerus dengan Bapa-Nya, Ia terus menerus terarah kepada Bapa-Nya yaitu dengan menghadirikan Kerajaan Allah.

Karena hubungan yang erat dengan Allah, Dia tahu mana godaan iblis dan mana kehendak Allah sesungguhnya, Ia tetap setia kepada Bapa dan seiya sekata dengan bapa-Nya, hidup-Nya telah menjadi Kisah Kasih keselamatan manusia.

Setiap kali kita bercerita, mendengarkan cerita, membuat cerita sendiri, cerita manakah yang paling banyak kita ceritakan, dengar dan sebarkan. Apakah cerita kita berisikan kata-kata kasih, pujian, syukur, hormat,maaf, atau tuduhan, kecurigaan, hujatan dan kebencian?

Banyak cerita berisi ujaran kebencian yang dibuat iblis untuk mengacaukan manusia, menganggu kedamaian manusia.

Untuk dapat membuat, mendengarkan dan menyebar luaskan cerita kisah kasih Allah pada manusia dan cinta kasih manusia kepada Allah serta relasi manusia satu sama lain dengan saling mengasihi, kita memerlukan KITAB SUCI, DOA dan RELASI seperti yang diceritakan di atas.

Dengan demikian cerita hidup kita adalah cerita kasih yang dapat diteruskan kepada anak, cucu dan sesama, yang membantu sesama, bergerak maju bersama-sama Sang Kasih Sejati di tengah hiruk pikuk suara pesan yang membingungkan…. (ATLT)