Pernikahan tentu saja merupakan hal yang sangat membahagiakan bagi calon pengantin ataupun keluarga.Tetapi bagaimana jika calon mempelai wanita telah mengandung seorang anak dari laki laki lain. Jika anda di posisi mempelai pria, tindakan apa yang akan anda ambil?
Hal ini terjadi terhadap Yusuf. Yusuf mengalami pergumulan berat ketika ia mengetahui bahwa Maria tunangannya telah mengandung. Tentu ia merasa kecewa dan merasa dikhianati, orang yang ia kasihi berbuat hal yang memalukan seperti itu. Meski mencintai Maria, Yusuf sulit untuk mempercayai dan menerima Maria.Tetapi sebagai laki laki yang baik dan tulus hati, Yusuf tidak mau melakukan perbuatan yang mencemarkan nama Maria. Yusuf berniat untuk memutuskan pertunganannya dengan Maria secara diam diam. Ia tidak ingin mempermalukan Maria di depan umum.
Namun di tengah kegelisahan dan kagalauan hati Yusuf, Tuhan hadir. Tuhan mengirim Malaikat menemui dia di dalam mimpi dan berbicara secara khusus mengenai kehamilan Maria. Dalam Matius 1: 20 tertulis Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikatTuhan nampak kepadanya dalam mimpidan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus”.
Sikap Yusuf langsung berubah dari sikap sebelumnya. Ia menaati Tuhan dan menjadikan Maria sebagai istrinya. Yusuf membutuhkan campur tangan Tuhan sebelum ia mampu menjalankan peran yang dirancangkan Tuhan bagi dia. Meski tidak mudah dan harus menanggung segala beban, Yusuf menerima penugasan Tuhan.
Bagaimana dengan kita? Di dalam menjalani kehidupan, pasti kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus kita ambil. Apakah dalam menyambut Natal ini, anda sedang dihadapkan dengan pilihan atau masalah yang sangat sulit seperti yang dihadapi oleh Yusuf? Apakah kita sudah menyerahkan segala pemikiran, pertimbangan dan keputusan kita kedalam tangan Tuhan dan meminta Tuhan untuk memimpin jalan kita?
Seorang Yusuf yang tulus pun harus belajar menyerahkan segalanya ke dalam tangan Tuhan, serta membuka hati untuk dipimpin oleh Tuhan.
Marilah kita mencontoh teladan dari Yusuf dan Maria. Bila kita tetap merasa berat menjalankan kehendak Tuhan, mintalah Tuhan menerangi hati dan pikiran kita serta menguatkan kita, maka jalan kita akan diluruskan dan diterangi.
Selamat memasuki minggu ke empat Adven, di mana minggu penuh kebahagiaan dan sukacita. Semoga dengan membuka hati dan menyerahkan segalanya untuk dipimpin Tuhan, maka sukacita Natal senantiasa menyertai kita semua. Salam sehat (EL)