Sejak Pandemi 2 tahun yang lalu dan awal mula semua serba online masa itu, bermacam sumbangan makin sering mencuat di dalam komunitas kita; gereja, group sahabat-sahabat kita, group teman-teman kerja serta lainnya; baik untuk sumbangan gereja dari Jakarta, atau luar Jakarta karena online bisa menembus tanpa batas selama ada jalinan, Rumah Sakit buat APD Dokter & Suster, orang sakit atau meninggal, masa pandemi karena kena Covid/PHK , biaya berobat untuk yang tidak mampu dan berbagai macam permintaan baik langsung atau tidak langsung. Mungkin dalam hati kita suka berkata, sumbangan lagi,, sumbangan lagi. Tapi mungkin “ kita perlu refleksi lebih dalam lagi dan layaknya kita bersyukur karena uang kita masih laku, masih mau di terima Tuhan & orang yang membutuhkan”. Menerima sumbangan itu sangat tidak enak, dibandingkan kita yang di posisi memberi loh…. So, bersyukur karena kita masih bisa memberi😊
Bukan Tuhan yang butuh kita, tapi kitalah yang membutuhkan pekerjaan dari Tuhan. Sesungguhnya melayani adalah Anugerah.
Juga dalam firman Tuhan 1 Yohanes 4:7-8 tertulis “ALLAH ADALAH KASIH”. Allah yang terlebih dulu mengasihi kita & wafat di kayu salib menembus kita, orang-orang yang berdosa.
Umumnya orang suka mendapat penghargaan atas jasanya. Atau, mungkin dalam hati kita berharap Allah mengganjar pelayanan kita dengan berkat yang melimpah.
Perkataan Yesus dalam Injil Lukas 17:7-10 perihal Tuan & Hamba….ayat 10 Kami adalah hamba-hamba yang tak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.
Yesus menginginkan kita tidak mementingkan upah dalam hidup rohani. Seperti hal murid Yesus yang mempersoalkan siapa di antara mereka yang terbesar dalam kerajaan surga : Markus 9:34 & Lukas 9:46. Upah bukan hanya soal materi, tapi jua soal Kedudukan, Pujian, dan Berkat Rohani. Janganlah apapun menjadi motivasi kita dalam melayani kecuali demi melakukan kehendak-Nya. Tidak ada seorangpun pantas berkata: “ALLAH BERHUTANG KEPADA SAYA.”
Sesungguhnya kitalah yang berhutang pada Allah. Kita telah ditebus dari dosa dan kematian. Kita berhutang nyawa dan keselamatan pada Kristus. Hidup kita sepenuhnya menjadi milik Kristus. Inilah hidup kekal dan keselamatan dalam Kristus yaitu dengan menjadi milik-Nya. Kalau kita menyadari hal ini tentu sudah selayaknya kita giat melakukan kehendak-Nya apapun resikonya. Bukan demi upah tapi untuk menyenangkan-Nya.
Inilah cara kita bersyukur atas kehidupan yang telah di anugerahkan-Nya kepada kita melalui wafat dan kebangkitan-Nya. Jadi kalau terlibat dalam pelayanan, jangan cepat baper & menghilangkan diri hanya karena selisih pendapat/gosip, jalani dan bawa dalam doa dan mohon kekuatan pada-Nya selalu. Kalau kita hidup dalam Tuhan, buah-buah Roh Kristus itu harus terpancar keluar dan berbuah karakter yang baik, berupa tindakan nyata & tidak hanya berupa omongan semata.
Melayani-Nya adalah suatu kehormatan dan anugerah. Semoga semakin banyak yang tergerak untuk melayani. Amin. (BA)