Powerful vs Powerless

“Tetapi tidak seorangpun dapat memasuki rumah seseorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang yang kuat itu.  Sesuah itu barulah dapat ia merampok rumah itu “ – Markus 3:27

Beberapa waktu lalu telah terjadi trending topic media sosial mengenai wafatnya selebgram Indonesia yang bernama Edelenyi Laura Anna (Laura).  Laura divonis ltidak bisa berjalan karena menderita cedera syaraf tulang belakang (Spinal Cord Injury) akibat mengalami kecelakaan lalu lintas bersama mantan pacarnya pada tanggal 08 Desember 2019 yang lalu.  Bahwa ada hal yang menarik dari sudut pandang saya mengenai kisah Laura adalah keberanian Laura yang jujur menceritakan kelemahan dirinya dalam berbagai podcast membuat saya melihat laura tidak terlihat seperti wanita yang lemah akan tetapi wanita yang tangguh layaknya Wonder Woman, sebab tentu sangatlah tidak mudah menceritakan kelemahan/keresahan kita yang ditonton oleh jutaan orang.

Bahwa melalui kisah Laura diatas, saya coba merefleksikan hubungan saya dengan Tuhan, bagaimana saya harus berhubungan dengan Tuhan? apakah saya harus terlihat kuat atau terlihat lemah di hadapanNya?

Kita harus mengakui bahwa kita adalah manusia yang rapuh dan lemah (Roma 7:18);

Tuhan mau kita selalu “lemah” di hadapanNya dan mengandalkanNya dalam segala situasi dan keadaan (Yeremia 17:7) oleh karena orang yang merasa kuat akan slalu mengandalkan dirinya sendiri dan tidak akan pernah merasa membutuhkan Tuhan (Yeremia 17:5);

Peryalah dalam kelemahan justru kita bisa merasakan Tuhan hadir dan memberikan kekuatan serta menyempurnakan kelemahan-kelemahan kita (2 Korintus 12:9);

“Orang yang kuat bukanlah orang yang tidak mempunyai kelemahan akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang berani mengakui kelemahannya“ (DW)