Beberapa waktu yang lalu, saat ada pergantian Pastor di Pluit, Pastor menyapa saya dengan sebutan “Cie”. Awalnya agak kikuk juga disapa demikian, karena Pastor-pastor sebelumnya menyapa saya dengan nama saja atau “Bu”. Namun, saat menyiapkan renungan ini, saya jadi paham, rupanya Pastor mengikuti teladan Rasul Paulus dalam Surat kepada jemaat di Korintus: (1 Kor 9 : 19-23)
1 Kor 9 : 20
Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat, aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.
Membaca kutipan tersebut, saya merasa terinspirasi akan “trik” yang disampaikan oleh Rasul Paulus itu. Saya merasa diajak mengenali teman-teman yang bekerja sama dengan saya, bagaimana latar belakangnya, pendidikannya, sifat-sifatnya, kelebihan dan kekurangannya, termasuk asal daerah dan situasi keluarganyaBerdasarkan pengetahuan akan latar belakang teman-teman pelayanan, menurut Rasul Paulus, kitalah yang akan menyesuaikan diri dengan siapapun kita bekerjasama, agar pada akhirnya kita dapat “memenangkan mereka”.
Dengan mengenal lebih baik orang-orang yang bekerjasama dengan kita, kita bisa menyesuaikan diri kita, kata-kata dan sikap kita, berusaha membuat nyaman teman-teman yang bekerja sama dengan kita
Semoga jika kita mengikuti teladan Rasul Paulus ini, semakin banyak teman yang terinspirasi untuk mau terlibat dalam beragai kegiatan-kegiatan, memajukan paroki tanpa perlu dipaksa, atau diberi dorongan yang berlebihan.
Seperti seekor bunglon yang menyesuaikan warna kulitnya dengan warna tempat dia berpijak, semoga kita juga pandai menyesuaikan diri dengan siapapun kita bekerja sama, supaya semakin banyak orang mau melayani Tuhan.
Selamat melayani dengan gembira.. (RTP)