Zakheus (2)

Dalam tulisan sebelumnya tentang Zakheus, kita merenungkan Yesus yang berjalan terus. 

Hari ini saya mengajak teman-teman untuk menikmati cerita selanjutnya. 

Dikatakan ada seorang kepala pemungut cukai yang bernama Zakheus. Ia kaya raya. Hasil korupsi dan memeras rakyat. Sama seperti banyak orang yang berdesak-desakan hendak melihat Yesus, ia juga tidak mau ketinggalan. Padahal ia dicap sebagai pendosa berat oleh masyarakat – terutama oleh orang Farisi dan Ahli Taurat. Tapi ia juga mau bertemu Yesus. Mungkin ia terpesona dengan cerita yang beredar tentang Yesus yang menyembuhkan seorang buta sebelum Yesus masuk ke Yerikho. Ia penasaran, seperti apa sih Yesus ini?

Lukas 19:3-4: Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.

Ada beberapa kata kerja di kedua ayat tersebut: berusaha, berlari, mendahului, memanjat pohon.

Mari kita sejenak membayangkan Zakheus yang berbadan pendek berusaha melihat Yesus dengan berlari kencang, mendahului banyak orang dan terakhir ia memanjat pohon ara. Tentu satu pemandangan yang lucu. Di balik pemandangan yang lucu itu ada satu usaha yang luar biasa dari Zakheus untuk melihat Yesus.

Merenungkan kembali hidup saya, mungkin saya juga terpesona dengan cerita tentang Yesus.

Tapi rasanya saya tidak pernah berusaha sekeras itu untuk melihat Yesus. Apakah saya pernah berusaha keras untuk mengikuti perayaan Ekaristi? Apakah saya berusaha keras untuk mendengarkan Sabda Tuhan? Apakah saya berusaha keras untuk melayani?

Yang ada adalah sebaliknya, Yesuslah yang berusaha keras untuk menarik saya kepada-Nya. Cukup lama saya cuek sebelum menjawab panggilan-Nya. Betapa tidak tahu dirinya saya. Sama sekali tidak sebanding dengan usaha Zakheus. 

Maka hari ini saya hanya bisa bersyukur dan memuji Nama-Mu yang Kudus atas berkat dan anugrah yang Engkau berikan kepadaku. Amin. (GT)