Pelajaran Berharga dari Seorang Anak Kecil

Beberapa hari yang lalu, saat sedang melayat orang tua sahabat saya yang berpulang ke rumah Bapa, saya melihat sebuah pengalaman yang sangat menarik. Ada seorang anak kecil, yang adalah keponakan sahabat saya, kira-kira 6 tahun usianya, masuk ke dalam ruangan rumah duka.

Selayaknya anak–anak, dia pun berlarian ke sana kemari dengan riangnya. Saat itu teman saya memanggil sang keponakan dan mengatakan “Ayo berdoa dulu buat Opa”

Sikap sang keponakan pun tiba – tiba berubah drastis. Dia dengan perlahan berjalan menuju ke samping peti jenazah, memejamkan mata, dan dengan gerakan yang sopan dan penuh rasa hormat, dia membuat tanda salib, tanda kemenangan Tuhan kita Yesus Kristus. Anak itu mulai berdoa dengan tenang dan sangat terlihat dari raut wajah nya, dia berdoa dengan khusyuk.

Saya yakin sikap dan perbuatan anak tersebut adalah buah dari didikan orang tua dan lingkungan sekitarnya yang sangat sadar akan pentingnya menanamkan iman Katolik sejak dini kepada anak-anak. Hal ini yang kadang kerap kurang disadari oleh banyak orang tua

Iman Katolik seperti tanaman yang harus disiram dan dirawat sejak dini. Tidak mungkin seorang anak akan memiliki relasi yang baik dengan iman Katolik nya, apabila tidak diajarkan, diberi contoh, dan didampingi oleh kita sebagai orang tuanya.

Oleh karena itu, marilah kita sebagai orang tua mulai menyadari peran penting pendidikan iman Katolik yang baik dan benar di dalam keluarga sejak dini, dengan mengajarkan dan memberikan contoh nyata melalui perbuatan atau perilaku kita sehari-hari kepada anak–anak kita dalam memahami iman Katolik. Dan menyadari peran Sakramen-sakramen Gereja Katolik untuk membimbing kita dalam kehidupan sehari-hari, yang bukan hanya sebuah kewajiban atau formalitas.

Tuhan memberkati (ES)