Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. (Lukas 6:32-33)
Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian.
Ayat di atas telah diterjemahkan sendiri secara konkrit melalui penderitaan, penyaliban dan kematian yang dialami oleh Tuhan Yesus sendiri demi keselamatan kita, bahkan disaat-saat terakhirnya pun Tuhan Yesus masih memohon ampun kepada Bapa dengan berkata “Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”
Sadar atau tidak kita semua telah diberikan kuasa mutlak dan karunia yang sama dengan yang dimiliki oleh Tuhan Yesus untuk bisa mengampuni setiap orang, bahkan dalam dunia peradilan pun apabila kita “tidak sadar” akan kuasa karunia pengampunan yang kita miliki itu diatur hal-hal yang mengingatkan kita mengenai suatu pengampunan dalam bentuk mediasi, yaitu sebelum para pihak saling berseteru mempertahankan hak dan menuntut kewajibannya mereka masih diberikan kesempatan dengan cara wajib untuk melalui suatu proses mediasi yang bertujuan untuk dapat saling merendahkan hati, memberikan pengampunan, saling memberikan kasih dan perbuatan baik diantara para pihak untuk bisa menyelesaikan masalahnya dengan cara berdamai.
Sedemikian besarnya kuasa mutlak yang diberikan Tuhan Yesus kepada kita untuk bisa saling mengasihi, namun seberapa sadar kita mengetahui kuasa yang ada pada diri kita untuk bisa memiliki kerendahan hati, mengampuni dan mengasihi orang lain meskipun terhadap orang yang berseberangan pendapat dengan kita.
Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti akan berhadapan dengan “benturan-benturan”, kita cenderung lebih menuntut orang lain setiap terkena benturan, apakah setiap benturan itu akan kita jadikan sebagai suatu hambatan untuk tidak mau memanfaatkan kuasa belas kasih/kuasa mengampuni yang Tuhan berikan secara eksklusif kepada kita?
Tuhan Yesus ampunilah kami yang masih sering lupa dengan anugerah pemberian-Mu yang paling berharga yaitu kuasa dan karunia untuk bisa mengampuni sesama kami, baik dalam keluarga, study, pekerjaan dan dalam pelayanan. Kami masih sering menuntut, merasa paling benar dan merasa paling berhak atas segala sesuatunya, ampunilah kami ya Tuhan, bimbinglah kami selalu supaya dengan segala kerendahan hati bisa menggunakan kuasa pengampunan dan belas kasih yang Engkau telah berikan kepada kami sama seperti saat Engkau mengalami penderitaan di kayu salib yang memohon kepada Bapa agar dapat memberikan pengampunan kepada orang-orang yang telah menganiaya Engkau.
Ampunilah kami ya Tuhan, karena kami pun seringkali tidak mengetahui apa yang kami perbuat sehingga perbuatan kami melukai hati kudus-Mu dan hati kudus Bunda Maria. Amin. (AD)