Biasanya orang tidak tega atau bahkan takut ketika terjadi penyiksaan. Begitu pula yang dialami oleh para murid Yesus. Ketika Yesus ditangkap, diadili dan didera, mereka seperti menyembunyikan diri jangan sampai diketahui bahwa mereka bersahabat dengan-Nya. Simon Petrus yang dikenal vocal pun dan menyatakan akan memberikan nyawanya kepada Yesus, tidak berani mengakui bahwa dia sering bersama dengan Yesus, dan ini sudah dinubuatkan oleh Yesus sendiri, ‘sebelum ayam berkokok engkau akan menyangkal aku tiga kali’ (Yoh. 13:38).
Saat Yesus didera dan disalibkan, nampaknya murid-murid Yesus tersebar dan mengamat-amati dari jauh atau sembunyi-sembunyi. Situasi ini berubah drastis setelah tiga hari Yesus dibangkitkan dari kematian dan kemudian menampakkan diri kepada para murid. Mereka mulai berkumpul kembali dan saling bercerita tentang bagaimana Yesus menampakkan diri. Dari kutipan Kis 5:12-16 kita mendapatkan kesan bahwa mereka tidak lagi menunjukkan rasa takut sama sekali, sebaliknya penuh semangat dan keberanian mewartakan tentang Yesus yang bangkit. Pewartaan merekapun penuh daya sehingga menarik banyak orang sehingga jumlah orang yang percaya kepada Yesus Kristus cepat sakali bertambah. Apa lagi pewartaannya disertai dengan mujizat-mujizat. Banyak orang sakit dari jenis apapun dari kota-kota sekitar Yerusalem dibawa dihadapan para para rasul supaya disembuhkan. Bahkan banyak yang membaringkan mereka yang sakit di pinggir jalan dan percaya ketika Petrus lewat dan hanya kena bayangannya saja akan disembuhkan.
Kehadiran dan pewartaan para rasul sungguh luar biasa. Cara hidup dan ajaran mereka dijadikan model hidup gereja hingga saat ini. Tradisi gereja yang berkembang tidak bisa dilepaskan dari tradisi para rasul.
Kehidupan iman mereka yang sempat down bangkit bersama dengan Kristus yang bangkit, bahkan lebih hidup dari sebelumnya. Hal itu tidak lain karena Kristus sendiri memberdayakan mereka, meniupkan Roh kehidupan baru bagi mereka.
Baru-baru ini kita sekalian juga merayakan Pekan Suci, kisah sengsara Yesus hingga Paskah, kebangkitan-Nya. Mungkin kita sempat merefleksikan perjalanan kehidupan kita dan mungkin juga ada sekali waktu kita down. Kita bisa belajar dari pengalaman para rasul. Keterbukaan mereka terhadap penyelenggaraan ilahi, membuat mereka bangkit dan kehidupan mereka berubah total. Mereka menjadi pewarta ulung dan tidak mengenal lelah. Mereka mempersempahkan kehidupan mereka kepada Tuhan. Semoga kitapun semakin diperdayakan oleh Kristus yang telah bangkit, sehingga kehidupan kita semakin memikat dan menyelamatkan selain diri kita juga orang lain. Tuhan memberkati kita…. (TS)