Kehidupan yang sedang kita jalani seperti kita sedang menggambar di atas kertas putih yang masih kosong.
Awalnya kita dibimbing oleh orang tua bagaimana caranya dan apa yang akan digambar, tetapi lama kelamaan kita akan dilepas dan diharapkan bisa menghasilkan gambar yang baik. Begitu pula dengan kehidupan kita. Kita semua punya hak untuk menggambarkan hidup kita seperti apa. Bagaimana kita menggambar sama saja dengan bagaimana kita memandang kehidupan ini.
Agar hidup bahagia, secara sadar atau tidak, kita sering memakai hidup hanya untuk mengejar kesuksesan, kekayaan dan sebagainya. Segala upaya, kita curahkan untuk mengejar hal itu. Kita seringkali lebih mengejar nilai jual kita di dunia ini agar mendapat penghargaan dan pengakuan dari sesama, dan mengabaikan nilai jual kita di hadapan Tuhan. Dalam Efesus 2:10 disebutkan : Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Jika kita sedemikian berharganya di mata Allah dan Allah mau kita hidup didalamnya maka tidaklah salah jika kita harus mengisi hidup kita dengan iman dan perbuatan perbuatan baik, agar kita menjadi sangat berguna bagi sesama, diri kita sendiri serta berharga di hadapan Allah.
Setiap kali kita hendak berkata-kata, bertindak, apalagi mengambil keputusan, ambillah waktu sejenak untuk memikirkan dan mempertimbangkan dengan matang, sama seperti waktu kita hendak menggambar. Pikirkan dampaknya bagi diri kita sendiri, orang lain, khususnya bagi Tuhan. Marilah kita menggambarkan hal hal yang baik diatas kertas kita, sampai kita sudah tidak mampu lagi untuk menggambar, dan saat itulah orang orang bisa melihat betapa indah dan bermaknanya gambar yang kita hasilkan. Seberapa indah warna dan hasil yang kita tuangkan pada kertas, semua tergantung pada diri kita sendiri. (EL)