Pernahkan kalian merefleksikan apa tujuan hidup kita? Kita manusia setelah lulus kuliah (kalau perlu hingga S3), sibuk bekerja dari pagi hingga malam untuk mendapat gaji yang tinggi, jabatan yang tinggi, dan pengakuan di masyarakat supaya lebih terpandang dan dihargai. Tapi dari Kitab Pengkhotbah 1:2 tertulis “segala sesuatu adalah sia – sia belaka.”
Lantas untuk apa kita mencari kesuksesan & prestasi hidup lainnya, kalau mungkin besok kita akan mati. Supaya bisa hidup santai, bahagia & nikmat di hari tua, kata suara hati yang lain. Tapi dalam Injil Lukas 12: 13-21 “malam inipun kau bisa jatuh sakit dan meninggal dunia.”
Apa yang mau di sampaikan kedua ayat di atas?
Jangan pernah menjadikan harta, tahta & kekuasaan sebagai tujuan hidupmu, selain Allah. Jangan ada orang yang hidup untuk nanti mempunyai simpanan/deposito besar di bank , pabrik & properti di mana-mana. Sayang, tujuan hidup ini fana, rapuh dan tidak menjamin apapun. Besok kita mati, apa yang bisa kita bawa pulang?
Yang dikehendaki Allah adalah kumpulkanlah harta bagimu di Surga. Harta yang tidak mungkin lenyap (Mat 6:20). Dengan kata lain pergunakanlah hidupmu untuk menegakkan Kerajaan Allah dan gunakan harta kekayaan kita untuk membantu orang lain. Karena jika tidak demikian berarti kita tidak kaya di hadapan Allah. Hendaknya hidup, talenta, ilmu & kekayaan dipergunakan untuk dibagi-bagikan dengan mereka yang berkekurangan. Dengan demikian kita mengumpulkan harta di surga.
Jadikan Yesus panutan hidup kita. Yesus mati di kayu salib, tapi Allah membenarkan walaupun hidupnya disiksa dan di bagi-bagikan sehabis-habisnya untuk membahagiakan orang lain.
Mari kita berjuang dan bekerja keras bukan untuk mengamankan diri sendiri, tapi juga menyelamatkan hidup orang lain. Jangan kita sia-siakan hidup hanya untuk memenuhi kebutuhan duniawi, tetapi gunakanlah hidup ini demi kemuliaan Allah yang semakin besar. Tuhan memberkati kita selalu. Amin. (BA)