“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si iblis, berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1 Petrus 5:8).
Iblis tidak hanya menyerang saat kita lemah tapi juga saat kita merasa kita kuat/baik-baik saja atau saat kita berada di puncak. Seperti dalam cerita bagaimana Raja Daud diserang bukan saat dia lemah tapi saat dia berada di masa kejayaannya. Raja Daud merasa keberhasilan yang dia miliki saat itu karena kuat kuasanya. Lewat akar kesombongan itu, Raja Daud terbawa jatuh pada dosa perzinahan, rencana pembunuhan, dan rusaknya keluarganya yang berujung pada kematian anak- anaknya.
Cara-cara kita melawan tipu si iblis dari dosa kesombongan, antara lain:
1. Tunduk pada Tuhan
Kita sadari atau tidak sadari, mau kita akui atau tidak akui; Peperangan rohani itu NYATA kita alami setiap hari. Kita tidak bisa suam-suam kuku. Tunduk pada Tuhan bukan membuat kita lemah/tidak berkuasa/tidak bisa memiliki keinginan
2. Memiliki keintiman dengan Tuhan
Sering kali kita mendekat kepada Tuhan saat kita sudah tidak memiliki jawaban dalam hidup/saat kita sudah kalah dalam hidup/memiliki keinginan tertentu. Relasi yang intim dengan Tuhan akan menjaga kita dari trik si iblis, bahkan saat kita sudah jatuh dalam dosa kesombongan, relasi intim dengan Tuhan dapat membuat kita cepat sadar dan tidak terjerumus terlalu dalam oleh trik si iblis.
3. Jadikan Tuhan sebagi pusat dari hidup kita
Untuk bisa melawan dosa kesombongan, kita harus belajar dan meneladani Tuhan Yesus. Tunduk kepada Bapa karena mengenalNya dari relasi pribadi yang intim serta menjadikan Tuhan sebagai pusat dari seluruh kehidupan kita bukan sebagian hidup kita (pusat keluarga kita, pekerjaan kita, relasi kita dan bagian-bagian dalam hidup yang Tuhan anugerahkan pada kita). Tuhan punya rencana yang luar biasa untuk masing-masing kita sesuai dengan tujuanNya yang besar supaya kita bisa menjadi saluran kasihNya bagi dunia (HA)