Iman Janda di Sarfat

Sesuai dengan nubuat Elia, seluruh daerah Israel dan sekitarnya mengalami musim kering, termasuk Sarfat yang ada di Sidon. Tidak ada hujan yang turun. Dengan sendirinya tidak ada panen. Semua orang menderita kelaparan.

Sesuai dengan perintah Tuhan, Elia pergi ke Sarfat untuk menumpang hidup di rumah seorang janda yang tidak disebutkan namanya. Apakah janda ini berkecukupan sehingga bisa memberikan tumpangan dan makanan bagi Nabi Elia? Tidak. Ketika Elia bertemu dengannya, dia berkata kepada Elia kalau setelah makan makanan yang terakhir ini, ia dan anaknya akan mati. Ia tidak akan sanggup menolong Elia karena dia sendiri sudah hampir mati oleh karena musim kering tersebut. Namun karena ia mendengar, percaya dan melaksanakan apa yang Elia katakan, keadaan berubah.

Dalam 1 Raj 17:13-14 dikatakan: “Tetapi Elia berkata kepadanya: “Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi.”

Saudari saudara yang terkasih dalam Kristus, pandemi Covid 19 telah menyebabkan begitu banyak penderitaan, baik dari segi kesehatan, keuangan maupun relasi keluarga dan sosial. Sebagaimana janda di Sarfat yang tidak bisa mengubah musim kering menjadi musim hujan, kitapun tidak bisa mengakhiri Covid 19 ini. Namun belajar dari janda di Sarfat yang mau percaya pada kehendak Tuhan dan membiarkan Tuhan berkarya melalui perantaraan Elia, kita juga bisa berserah pada Tuhan dan membiarkan Tuhan yang melakukan kehendakNya dalam hidup kita di tengah2 pandemi ini.

Melalui Elia, janda tersebut mengalami perubahan harga diri – dari orang yang mengandalkan belas kasih orang, menjadi orang yang mampu berbuat sesuatu bagi orang lain. Mengapa? Karena dia bersedia berbelas kasih kepada Elia. Akibatnya, tepung dan minyaknya tidak berkurang. 

Musim kering belum berlalu namun kekhawatirannya sirna.

Pandemi belum berlalu namun jika kita bersedia melakukan kebaikan-kebaikan kepada orang lain, kekhawatiran kita juga akan sirna. Semoga demikian. Amin. (GT)