Doa Merupakan Komunikasi

Prayer is not asking. Prayer is putting oneself in the hand of God at His disposition and listening to His voice in the depth of our hearts. (Mother Teresa). 

Hampir setiap orang pasti pernah berdoa bukan? Bilamana orang ingat untuk berdoa? Ketika susah atau senang?

Dalam buku “bergumul dalam pengharapan”, suatu penelitian di Belgia menunjukkan bahwa orang yang berdoa pada waktu susah berimbang dengan pada waktu senang, kecenderungan berdoa pada situasi susah hanya sedikit lebih banyak daripada situasi senang. 

Sigmund Freud, seorang dokter ahli saraf yang menjadi pakar psikoanalisis mengatakan bahwa kelakuan beragama, misalnya berdoa timbul sebagai sarana untuk mengatasi frustasi, yaitu rasa kecewa karena tidak berhasil memenuhi dan memuaskan kebutuhan, seperti kebutuhan pangan, rasa aman, penghargaan, cinta kasih, kepastian hari depan, dan sebagainya. 

Jika kehidupan berdoa timbul karena frustasi, maka doa hanyalah merupakan jeritan naluriah dalam keadaan lemah dan labil. Dengan kata lain, dalam keadaan terdesak, barulah orang berdoa. Tetapi sebaliknya, kehidupan berdoa pun dapat timbul pada waktu orang berada dalam keadaan kuat dan stabil. Jadi memang ada kelakuan beragama seperti berdoa yang timbul akibat frustasi maupun tidak frustasi. 

Hubungan antara Tuhan dan manusia sering diartikan sebagai pemberi dan peminta, seolah-olah manusia dalam posisi yang lemah dan doa dianggap hanya sebagai jeritan minta tolong, akibatnya mungkin orang tidak berdoa lagi ketika pertolongan tersebut sudah tidak dibutuhkan lagi. 

Kitab Suci menggambarkan hubungan Tuhan dan manusia itu seperti seorang ayah dengan anak. Seorang anak berbicara kepada ayahnya bukan hanya untuk meminta pertolongan atau membutuhkan sesuatu. 

Komunikasi merupakan unsur penting dalam membina hubungan keluarga yang harmonis, oleh karena itu doa merupakan komunikasi kita kepada Tuhan, dan karenanya kita harus lakukan secara rutin. Tuhan memberkati.

Yudas 1: 20-21.
Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. 

Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. (ES)