“Jawab Yesus: ‘Mengapa kaukatakan Aku baik ? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja'” – Markus 10:18
Berapa waktu yang lalu saya berdiskusi dengan teman sepelayanan mengenai jika kita berbuat kebaikan, siapakah yang baik? Teman saya menjawab: “ Tuhanlah yang baik karena Dialah sumber dari segala kebaikan“, sedangkan saya menjawab: “Manusia yang baik karena tanpa keputusan dari manusia untuk berbuat baik maka tidak akan ada perbuatan baik“, maka siapakah yang paling benar? Apakah kita berhak mengklaim bahwa kita orang yang baik atau Allah yang baik atau kedua-duanyalah yang baik?
Setelah saya merenungkan mengenai kebaikan-kebaikan Tuhan dalam kehidupan saya maka saya merefleksikan sebagai berikut:
- Tuhan adalah sumber segala kebaikan (Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh Doa – 1 Timotius 4:4-5);
- Ada peribahasa dalam bahasa latin yang mengatakan: NEMO DAT QUOD NON HABET yang artinya Tidak seorang pun dapat memberikan apa yang tidak mereka miliki. Artinya sudah seharusnya kita melakukan kebaikan kepada orang lain karena Tuhan yang sumber segala kebaikan telah terlebih dahulu memberikan kebaikan itu kepada kita lewat nafas, kesehatan, kehidupan, pekerjaan, pengalaman, pelayanan, dan lain sebagainya;
- Orang yang baik tidak akan pernah berkata bahwa dirinya baik, karena ketika kita sudah merasa baik maka Dia akan fokus kepada pencitraan “kebaikan” dibandingkan perbuatan baik itu sendiri;
“ Teruslah berbuat baik meski tak dikenal orang-orang..
Selayaknya JANTUNG …
Dia tidak terlihat namun terus berdenyut memberikan kehidupan “ – Anonim (DW)