Kebenaran dan Kasih

Amsal 21:21 – Siapa mengejar kebenaran dan kasih akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan.

Sebulan setelah audit, kami di panggil rapat oleh Direktur Umum terkait temuan yang menunjukan adanya selisih lapor dan setor para Kasir di bagian retribusi.Tak kira-kira, nominalnya luar biasa, karena sudah lama di lakukan dan tampak berpola. Sebagai divisi yang menemukan fakta tersebut, tentunya kami menanti  dengan sangat, apa tindakan Manager, atau Direktur dalam hal ini.

Dalam rapat tersebut semua orang terkait hal tersebut diundang dan semua tampak tegang dengan rapat hari itu.

Direktur Umum meminta kami menampilkan hasil-hasil temuan dan memberi setiap yang datang surat serta hasil temuan di divisi mereka masing-masing.

 Direktur kami memerintahkan semua untuk mempelajari surat yang kami edarkan.

Tidak lama, dia mulai membacakan semua fakta penyelewengan yang ada. Tampak wajah-wajah pucat pelaku korupsi dan beberapa yang tampak lega karena laporan mereka aman.

“Ada yang mau protes?” Tanyanya.

Semua terdiam dan tidak ada satupun yang berani bersuara. “Dengar, korupsi tetap korupsi, mau kecil atau besar, sama saja. Semua akan kalian ganti dari gaji kalian, diskusikan dengan Keuangan, kalian sanggupnya di potong berapa tiap bulan. Kali ini tidak ada yang saya pecat, walau kalian pantas untuk itu.”

Rapat tidak lebih dari 30 menit, semua bubar, dan kami bingung. Akhir yang tidak sedramatis yang kami bayangkan. Kami sebagai Staff akuntansi dan Kasir Umum tentunya bingung dan protes pada Manager kami, dan Manager kami menjawab dengan tenang.

“Pak Direktur sebulan ini mencari tahu tentang mereka, dia bilang terlalu banyak orang yang akan susah kalau mereka di hukum pecat. Lebih baik beri kesempatan, kita evaluasi dan perbaiki sistim kita. Buat Bapak, yang penting mereka tahu mereka salah, itu dulu. Soal hukuman, kali ini Beliau memilih berbaik hati dulu.”

Kita dihadapkan pada kenyataan bahwa peraturan dan hukum adalah tetap, tidak boleh dibengkokan, sehingga hukuman adalah jawaban untuk setiap pelanggaran yang dilakukan. 

Seperti Yesus mau mengingatkan kita, bahwa mencari dan mengungkap kebenaran belum lengkap tanpa kasih yang menyertai. Bukan soal memberi toleransi pada kesalahan, tapi lebih pada memahami situasi dan latar belakang terjadinya pelanggaran yang di buat.

Kebenaran dan Kasih ibarat mata kanan dan kiri, yang butuh terbuka agar lebih jelas dalam melihat segala.

Sudahkah kita menyematkan kasih dalam setiap kebenaran yang kita lakukan? (BA)